Cakramotor11.com – Isu pertalite lebih boros sempat mencuat beberapa waktu terakhir. Pertalite dianggap lebih boros jika dibandingkan dengan saat sebelum terjadi kenaikan harga. Namun benarkah begitu?
Menurut ahli Konversi Energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), alasan yang paling mungkin menjadi penyebab borosnya pertalite yaitu karena kandungan nilai kalor di dalamnya. Nilai kalor menentukan besaran energi densitas per liter yang dihasilkan dari massa jenis bahan bakar.
Nilai kalor bisa berubah dari proses pengolahan minyak mentah di kilang menjadi nafta. Dalam pembuatan bahan bakar, nafta yang dihasilkan terkadang bisa tinggi atau bisa rendah bergantung dari kualitas minyak mentah.
Meski bisa berubah-ubah, namun spesifikasi nafta sudah ditentukan batas minimal dan batas maksimalnya. Pada Pertalite, batasan rentang massa jenis densitas energi 715 kg/m3 sampai 770 kg/m3. Jadi walaupun memiliki nilai paling rendah, kualitas pertalite tidak akan jauh berbeda. Jika dianggap pertalite lebih boros dari sebelum harga naik, maka borosnya pun tidak seberapa.
Tingkat oktan juga sebenarnya mempengaruhi boros atau tidaknya suatu bahan bakar. Namun jika berbicara mengenai tingkat oktan, ini berarti perbandingan harus dilakukan antara bahan bakar yang berbeda tingkat oktannya.
Memahami RON pada bahan bakar
Tingkat oktan biasa ditulis dengan singkatan RON (Research Octane Number). Di Indonesia, bahan bakar yang dijual memiliki RON beragam mulai dari RON 90 hingga RON 98. Semakin tinggi angka RON, maka semakin hemat pula bahan bakar tersebut.
Angka RON menunjukkan tingkat ketukan atau banyaknya ketukan (knocking) yang dihasilkan di ruang bakar kendaraan saat pembakaran. Sederhananya, RON menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan di ruang bakar kendaraan. Jadi semakin kecil angka RON, semakin mudah bahan bakar tersebut terbakar di dalam mesin.
Namun perlu dipahami, mesin mobil memiliki jenis kompresi yang berbeda-beda. Tidak semua mobil bisa menggunakan bahan bakar dengan RON tinggi. Anda dianjurkan untuk tetap menggunakan bahan bakar dengan tingkat RON yang paling sesuai spesifikasi mesin, seperti contoh berikut:
- RON 90 (Pertalite)
Bahan bakar dengan RON 90 cocok digunakan untuk kendaraan dengan rasio kompresi mesin 9:1 sampai 10:1. Kebanyakan mobil di Indonesia masih memiliki mesin dengan spesifikasi ini. Jadi jika mobil anda juga memiliki kompresi mesin 9:1 sampai 10:1, menggunakan Pertalite sebagai bahan bakar adalah jalan terbaik.
- RON 92 (Pertamax)
RON 92 cocok untuk digunakan oleh mobil dengan rasio kompresi 10:1 hingga 11:1. Mobil keluaran terbaru biasanya memiliki spesifikasi mesin ini. Jangan gunakan RON 90 jika mobil anda memiliki kompresi mesin 11:1 karena bisa berakibat buruk.
- RON 98 (Pertamax Turbo)
Terakhir, bahan bakar RON 98 cocok digunakan oleh mobil dengan rasio kompresi 11:1 sampai 13:1. Mobil dengan performa tinggi seperti mobil sport perlu bahan bakar dengan RON 98. Hal ini karena RON 98 membuat mobil semakin lincah, torsi yang dihasilkan lebih tinggi, kecepatan meningkat, tenaga mesin semakin kuat, dan pembakaran BBM pada mesin lebih sempurna.